Ketika tubuh tersesat dalam masa lalu, terjerumus dalam lembah hitam kenangan. Saat itulah keberadaan diri seperti terombang-ambing oleh kata orang bukan kata mulut sendiri. Oleh pola-pola yang diciptakan seseorang bukan garis-garis yang tercipta dari pengalaman induk dari peliharaan dalam lubang sanubari..
Perisai besi dan kotoran kaki yang menempel pada pundak menjadi beban akut sehingga kumparan cara berpikir menjadi rumit kemudian tatkala seluruh lagu yang bisa dinyanyikan mulai bergejolak disitulah kita bertemu dengan arsiran bimbang akan sosok yang dapat dicerna oleh batin maupun lahir. Saat itu berkacalah..lihatlah dirimu tampak suram, mukamu yang ganteng atau cantik tampak sayu mendayu, tubuhmu yang gagah atau bahenol semok mengurus ditelan kegalauan menjadi semacam galauers bertopeng tawa atau malah galauers yang bersembunyi dibalik berhala kotak bernama gadget dikolong lincak bawah pohon rambutan..
Topi bulat mengelilingi, menutup kepala batu yang melapuk diterpa cuaca sepanjang kenangan yang begitu egois meninggalkan kita entah kemana mereka pergi. Disana terdapat ribuan butir telur busuk, tepung terigu dan paku-paku bengkok berkarat. Makanlah semua itu maka engkau akan muntah paku, telur busuk dan tepung terigu..sungguh terlalu..
Lalu dimana bisa kita temukan jalan keluar dari rumah paman masalah tiada akhir? Jawabannya adalah didepan pupil matamu yang tersumpal kecambah yang dicolokkan oleh kedua jari secara perlahan namun pasti hingga muntah darah. Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan petunjuk?, obati dulu kopokmu kemudian dengarkan lagu band pop busuk maka kau akan segera muntah darah lagi. Kemudian lebarkan lubang hidungmu dan enduslah sampah visual yang sekejap dapat kau temui dimanapun kau berada, maka engkau akan muntah darah lagi.
Pecahkan saja kaca spionmu. Lipat kepingan kaca jadikan sebuah buku untuk dipelajari dan diwariskan kepada anak cucu dan kawan-kawan. Ganti bohlam matamu dengan mata sapi hingga kau jeli melihat setiap sisi yang kau jumpai. Lalu berlarilah sekencang-kencangnya sambil membawa televisi...ckckck, sungguh terlalu
Jumat, 24 Juni 2011
Rabu, 22 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)