Jumat, 11 Juni 2010

Bunga Bangkai Di Tengah Gurun

Berlarian didepan ku dua ekor anak kucing saling bercanda memukulkan kaki mencakar mata dunia yang terus berputar. Tak terasa begitu cepat waktu membinasakan sesuatu yang dahulu terasa menyudutkan ku dihadapan para pembohong. Kursi itu telah hancur...namun merah muda ini janganlah hancur oleh senapan pemburu ataupun senjata-senjata yang kita miliki.

Terkadang kekuatan seekor semut bisa membawa hatiku terbawa arus curiga dan menjadikan semrawut penuh pikiran buruk. Meredupkan semangat mengendurkan otot2 dan hirupan hidung serta kelabu mengambang di tengah laut. Pola-pola serius ternyata tak kau sukai. Yang sebenarnya aku ingin setingkat lebihnya pada pola-pola baju perang.Tapi ya sudahlah..mungkin hijaunya masih terlalu segar.

Ada seorang kawan yang menuliskan catatan panjang lebar tentang kekecewaannya pada seseorang. Entah apa yang dilakukan orang itu hingga kutukan terlontar dari jiwa dan raganya..hahaha, aku hanya bisa menuliskan sedikit tulisanku tentang kekecewaan. Dengan bersungguh-sungguh dan sedikit tergopoh-gopoh aku tuliskan beberapa kalimat "Dear kecewa nun jauh disana". Halo kecewa..apa kabarmu?semoga engkau betah tinggal di kampung hujan rambutan api..Aku disini sudah tidak sendiri lagi, kau tak perlu kembali kemari..hiduplah bahagia disana bersama istrimu yang mandul itu..Jika engkau rindu..cukuplah kau tuliskan e-mail untuk ku, aku akan segera membalasnya. Eh iya..ada kabar buruk untukmu...seluruh keluarga beserta bapak ibumu telah mati. Sebelum mati ibumu sempat menitipkan pesan untukmu..beliau ingin engkau segara menyusulnya..Haha..kalimat-kalimat itu seperti halnya harapan akan rasa kecewa yang dahulu sering menghampiri.

Berlanjut ke cerita gembira ditengah desa..Sekuntum senyum manis, bergeming di setajam duri sorot mata nya. Seanggun Kupu- kupu yang hinggap disetangkai indah hati. Selincah kelopak tertiup angin, terus mengalir seiring bening embun meneteskan nikmatnya. Memancarkan spektrum warna dihening, miris, tenang- menyenangkannya pagi buta.

Mekar mengakar, tersesat dipanas gurun. Menebar wangi terbakar matahari. Hingga mati...Indah abadi beruntun gejolak keberuntungan akan datang..Karena peluk tangis kita tak akan sia-sia dan canda tawa ini merekam kumpulan gigi seri yang terus terlihat sepanjang hidup..Hahaha..satu-satunya hal yang membuat rasa percaya ini turun satu persen dari seratus persen adalah ketika masa lalu menjadi seperti diagung-agungkan.

Sebuah makna dari kata, meraung hening menembus pagi tak bisa tidurku..Jika engkau berani aku ingin menjadikanmu bunga itu..Manakala berjuta gelembung sabun menghiasi mata, disaat itulah semburat warna menghiasi langit sore dimana kita terus berlari mengejar mimpi..ini tentang sepasang mimpi..Bukan sekedar satu mimpi..

Kamis, 03 Juni 2010

Yang Ku Sayang


pic by : Marubi

Dikau selayak luapan ungu didalam botol kaca bak bidadari terbang di tepian jurang.
Tersenyum manja dan meliuk-liuk bagai bunga matahari yang mengikuti cahaya semesta nisbi.
Aku hanya melirih ketika melihatmu bermain-main dengan peranakan kucing sakit.
Dan tertegunlah mendung dimataku ketika kutatap sorot bak anak kucing tak berdosa.

Engkau bagai apotik yang selalu bersinar 24 jam non stop..haha..
Mengobati luka dengan canda rayuan hingga selalu merindu satu mata kanan ku untuk tertutup.
Terpukau sebait iblis berkaca mata hitam merancu dan meramu racun.
Semoga aku dan nestapa berpisah selamanya

untuk Melayang jauh seperti layang-layang yang kita mainkan sore itu..
untuk Alam menyambut yang bersolek indah dengan gincu dibibirnya
untuk Rasa yang mencangkul dalam ke bumi nurani..
untuk Untaian rasa yang sempat parkir didepan rumah kita
untuk Bertubi-tubi luka yang menjebak ruang-ruang ramai damai
untuk Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih sekali buangeti..

Untukmu Yang Ku Sayang..
Dedikasi energi,
Ruang sang waktu
dan semua apa yang ku lakukan..