Kamis, 17 September 2009

Panu Kadas Kurap

Aku tengkurap diatas kasur, menguap sembari garuk2 punggung, selangkangan, pipi dan bawah ketiak, rasanya empat tanganku kupakai semua. Adekku menyalakan TV, berita tewasnya Noordin M TOP.."Ora sido lebaran mesakne tenan"...Sebuah senjata biologis dengan virus2 doktrin, mencuci otak hingga bersih, menjemur hingga kering, menyetrika melipat, lalu menyimpan dibawah kasur. "panu kadas dan kurap". Kukira memang itu musuh2. Kaki kurapan bau, berlubang kecil2, cokelat dengan kotoran hijau masih basah hangat terbakar mati sangit gosong. Sekarang musuh yang tersisa cuma nasib dan nasib serta nasib, meski itu saja, beratnya sekitar 2 ton. Jika Emak tiap hari masak nasi 1/2 kilo berarti nasib itu cukup untuk kami makan 12 tahun. Lumayan lah 12 tahun tak kelaparan.

Muka masih tetap lusuh semalaman begadang sampai pagi, belum cuci muka atau sekedar duduk. Masih terkapar, berkedip2 dan diam. Dan bayangan itu lagi..

Dua senapan mesin kaliber besar, 8 karung telethong dan segelas racun tikus cukup untuk membunuh satu kampung. "satu kampung mengeroyok-mu?"mampuslah kau dimakan cacing!!. kaku membusuk ditemani burung hantu, wangi semboja, jangkrik!!"apa maksudmu!!??" Semakin tidak bermutu hingga aku bangun dan mengaduk-aduk segelas teh. Air teh kental berputar mencairkan gula didasar, hanya ada suara sendok dan gelas yang berdesakan serta suara TV. Tv kumatikan hingga sampai pada raut muka mimpi siang bolong.

Seperti biasa, waktu luang sama dengan waktu depresi. Berisi pikiran aneh2, ada yg jorok, visi misi kedepan, harapan cita2, masa lalu yg dari dl pengen kubuang, hal2 memalukan yg sering bikin ketawa dll dsb dst. Berngiang- ngiang dihidung selembar wangi tubuh...."Ah!!"logikaku sudah seperti penyakit saja...mengganggu pikiran untuk melogikakan semua yang justru membuat saya ingin menjadi seorang apatis untuk hal2 tertentu. Bayangan hitam itu lagi "huh.."rasanya jika air mata bisa dibeli saya pengen beli seember, jika panu kadas dan kurap ada yang jual, saya akan beli dan menaburkannya dikulit sang pembawa petaka..

Menyalakan rokok, bersandar memikirkan hal2 baru..Melintaslah suara kentut. "duut.." Baunya gk karuan, seharian blm boker..."lagi"kali ini agak panjang "duuuutttttttt.."Sisanya "dut."..."dut".."dut". Pergi ke toilet, rokok tadi belum habis, masih berpikir aneh, menuju jorok "kebanyakan mikir!!", Cebok dan kembali duduk santai....

Kupaksakan membuka pintu dengan cahaya terik maahari.."Qoarrkkkk!!!Cuih!!"tenggorokan saya sedang tidak enak, banyak lendir harus dibuang, diobati. Saya bergegas ke warung sebelah dan membeli obat panu. Berguling- guling mumpluk dan selesai.

"Kadang2 nyok2 bingung"
KipasAngin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar