Minggu, 27 Desember 2009

Listrik Mati


Selaras malam yang berbisik kepada matahari...
Ku bisikkan padamu bunga2 tidur dari persemayaman abu2 gelora sanubari
Lumpur hiduplah yang menyeret hembusan kata itu menuju sela2 kepala..
Seharusnya tidak bergerak agar aku tak tenggelam dalam semrawut coklatnya..
Mengental, meleleh dan gumpalan es telah luluh..

Disuatu saat aku tidak tau kenapa
Dipunggung beban bergejolak
Dicipratan cahaya membara
Dilangkah gontai tak berarah
Diayakan jaring
Disuram masa lampau
Disitulah terproses semilir nafas yang ternyata tidak terdengar
Dikau seperti tau sisi2 lemah kami.
Ya.."kami" bukan hanya aku tapi begitulah kami menyebut diriku.
Dan jika kau tanyakan pada mereka "Apa yang kau lihat??"
Mereka akan menjawab "Mereka..."

Hahaha..tertawalah sekuntum mawar menenembus sinyal2 diseantero negri..
Malaikat dengan sayap kanan kiri yang bimbang bagaimana dan kemana mengepakkan sayap..
Putih bulu2mu tak akan rontok..Dan rintik2 hujan takkan berani menghindar jika benar engkau menyukai mereka..Selama masih bisa terlihat bunga matahari serta kurasakan aroma siang malam menembus kulit..Di bumi aku berpijak disitulah diriku berada..Masih berkutik sibuk dengan "Mimpi Diatas Lusuh Sandal Jepit".

Tepat setelah Maghrib..
Lampu telah menyala, terdengar lagi lirik lagu bercengkrama dengan suasana..
Dan ketika kuatnya otot2 aroma feromon benar2 mencengkram lampu2 mata
Aku hanya berharap perisai2 tetaplah kokoh.
Hingga tetap terjaga karya masa depan yang begitu futurustik, canggih, fantastik dan fenomenal..Hahaha..

Yakinkan gigiku untuk selalu terlihat..
"Benu Dharmo"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar