Hujan membasahi kota bersilang salip roda dua menjalarkan semangat menuju sekuntum mawar atas cita cinta yang selama ini membingungkan pikir seorang aku. Bersama nilai2 perjuangan para pahlawan kuyakinkan diri menerjang butiran2 air yang kutunggu pun tak mereda. Membasahi muka meresap kedalam serat2 kain..Dingin menusuk kedaging dan angin membelai geliat lubuk hati memaksa untuk tidak memubadzirkan kampas2 rem dan bertetes keringat dingin gerak- gerik gelagat..
Kurasakan cantik, siratan lugu manis gerak bibir seanggun langkah bidadari disepi kota2 mati.. Sepanjang rambut yg selalu ingin ku belai bernuansa tulusnya kata2 yang menuntun kekacau- balauan ini menuju otak dan menggangu dan akhirnya terlepas terungkap dan kuungkapkan dan memang aku sayang.
Tak kunjung henti hujan..memaksa tak bisa beredar dua pasang kaki keselatan.. Menanti tak kunjung sepi dan kubawa sepasang kaki itu menuju plastik hitam berisikan setangkai darah segar yang ternyata kurasa kata ini berlebihan. Hahaha..Kuikatkan kelingking disambut jari kelingking bersatu menyatu oleh kata "iya" dari bibir ranummu, melantunkan indahmu kedalam persembahan hidup antah berantah..
Ketika itu jarum panjang mendekati angka dua belas menuju hari ke dua belas dibulan pertama setiap tahun...Hampir memaksa sebuah judul lagu itu berganti tanggal, hahaha...Dan malam ini aku bangga dan percaya akan langkah2mu nona..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar