oleh : White Shoes And The Couples Company
Senandungkan lagu ini
Atas rindu di hati
Berlutut di lantai bumi
Bersedih menyepi
Toreh kisah senandung kasih
Maafkan tuan aku berjanji
Tak mau menuai murka
Untukmu oh kawan
Berbisik di dalam hati
Kumohon maafkan
berbagi peluh menuju cita
Daku membasuh keringat luka
Du du du du.................
Merpati di atas dahan
Menyusun sarangnya
Kukembalikan hatimu
Seperti semula
Hapuskanlah lagu terangi cinta
Meniti lagu menyemat suka
Du du du du.................
Gelombang nestapa.....
Gelombang nestapa.....
Gelombang nestapaku harap sirna
Gelombang nestapa.....
Gelombang nestapa.....
Gelombang nestapaku harap sirna
Senin, 23 November 2009
Minggu, 22 November 2009
Terjatuh dan Bonyok
Sabtu kemaren terjatuh..Hahaha..gigi meringis dan hanya bisa tertawa mengalaminya. Dua roda terpeleset oleh pasir dan seorang wanita berkedok kerudung akan menyeberang serta seorang pengendara didepan teman yang menyetir. Hari yang sial..
Tidak ada yang mau celaka dan tidak ada pula yang mau menjadi seorang gila...hehe, Dia kurang waras atau idiot cacat dan lain- lain yang kurang beruntung ya manusia juga..Dengan status negeri, swasta, sama, setara sederajat disamakan dan dimengerti. Mungkin belum waktunya atau memang dasarnya. Sedikit kehilangan manis pahit asam asin serta merta menafikkan beberapa hal yang memang tidak menantang..
Takut akan jebakan tikus dan perangkap maling yang biasa menyertai sela- sela hitam kuku- kuku tangan, bosan kepada maut yang tak kunjung menjemput, buang maut dari pikirku yang tak cukup luas. Meluaskan dan menjadikan luas teritori jangkau hembus.. Menyederhanakan, mudah dimengerti, komunikatif, minimalis, simbolis yang angkuh. Bukan lagi sayap2 patah akan tetapi kepala patah. Membunuhnya tidak dengan pisau, gergaji, palu ataupun cangkul melainkan dengan huruf "0".
Susah dan lelah, jika hidup tak ada lagi tantangan lebih baik tidak hidup,hahaha...Lagi2 hanya tertawa. Diam seolah dapat membunuh dan bosan benar2 berbahaya. Senandung lagu menepi dijurang, mendorongnya atau memaafkannya.. Diatas dedaunan kering bukan aku tapi para kucing kawin..
Zona- zona nyaman, dimana biasa terjebak.. Raut- raut yang tidak bisa ditebak, mengarahkan kepunahan massal kepada ciutnya nyali. Sebatang korek biru menyala dan sesosok terlihat bingung dengan asap yang mengepul dari mulut bisu. Kebodohan melanda setanah air, saling membodohi mengelak bertahan dan menyerang balik.
Tapi baru dua kali itu dan simbol2 yang diajarkan oleh buku2 berpengaruh hingga membatasi ruang2 pikir. hmm..tidaklah.. sederhanakan saja masalah bersama jalan keluar. Sederhanakan hingga tidak serumit ini..Satu Tuhan, satu negara, satu jiwa raga, satu nyawa dan selalu ada angka "0" sebelum "1".
Luka ditangan dan jemari mengering tapi belum bisa dicuil koreng2nya, akan berbekas yang entah butuh berapa hari untuk hilang, menghilang dan menghilangkan.
Dan Selalu ada 2,3,4 dst
"Sayap- sayap Angin"
Tidak ada yang mau celaka dan tidak ada pula yang mau menjadi seorang gila...hehe, Dia kurang waras atau idiot cacat dan lain- lain yang kurang beruntung ya manusia juga..Dengan status negeri, swasta, sama, setara sederajat disamakan dan dimengerti. Mungkin belum waktunya atau memang dasarnya. Sedikit kehilangan manis pahit asam asin serta merta menafikkan beberapa hal yang memang tidak menantang..
Takut akan jebakan tikus dan perangkap maling yang biasa menyertai sela- sela hitam kuku- kuku tangan, bosan kepada maut yang tak kunjung menjemput, buang maut dari pikirku yang tak cukup luas. Meluaskan dan menjadikan luas teritori jangkau hembus.. Menyederhanakan, mudah dimengerti, komunikatif, minimalis, simbolis yang angkuh. Bukan lagi sayap2 patah akan tetapi kepala patah. Membunuhnya tidak dengan pisau, gergaji, palu ataupun cangkul melainkan dengan huruf "0".
Susah dan lelah, jika hidup tak ada lagi tantangan lebih baik tidak hidup,hahaha...Lagi2 hanya tertawa. Diam seolah dapat membunuh dan bosan benar2 berbahaya. Senandung lagu menepi dijurang, mendorongnya atau memaafkannya.. Diatas dedaunan kering bukan aku tapi para kucing kawin..
Zona- zona nyaman, dimana biasa terjebak.. Raut- raut yang tidak bisa ditebak, mengarahkan kepunahan massal kepada ciutnya nyali. Sebatang korek biru menyala dan sesosok terlihat bingung dengan asap yang mengepul dari mulut bisu. Kebodohan melanda setanah air, saling membodohi mengelak bertahan dan menyerang balik.
Tapi baru dua kali itu dan simbol2 yang diajarkan oleh buku2 berpengaruh hingga membatasi ruang2 pikir. hmm..tidaklah.. sederhanakan saja masalah bersama jalan keluar. Sederhanakan hingga tidak serumit ini..Satu Tuhan, satu negara, satu jiwa raga, satu nyawa dan selalu ada angka "0" sebelum "1".
Luka ditangan dan jemari mengering tapi belum bisa dicuil koreng2nya, akan berbekas yang entah butuh berapa hari untuk hilang, menghilang dan menghilangkan.
Dan Selalu ada 2,3,4 dst
"Sayap- sayap Angin"
Kamis, 12 November 2009
Monarki dan Roti
Sebuah hermaproditismo....Jika saja manusia mempunyai 3 atau lebih banyak lagi jenis kelamin.....Pastilah seru saat kita main- main..hehe.. Seumpama ada lima dalam satu ruangan, proses produksi menjadi asik dan sedikit merepotkan. Ada aku kamu dan teman- teman saling meremas- remas dan selanjutnya bayangkan sendiri saja...hahaha..
Gemah Ripah Loh Jinawi,hidup makmur dan bahagia melimpah ruah, meluber mbleber- mbleber., poligami. Mulutmu luber, matamu stereo, kakimu mono. Kaki semu berjalan tanpa terkendali, monarki diri membenarkan apa di mana saja. Semua terkendali dengan baik, efektif dan efisien, serta merta melakukan apa pun yang teringinkan. Sampai pada titik jenuh dimana semua terus berputar searah jarum jam pasir, dan kembali kepada angka semula satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh sebelas dan dua belas. Hingga berputar terbalik dan tetap saja titik jenuh akan terus kembali merogoh kantong- kantong riang menjadi semu.
Tidak ada botol minuman keras berceceran diatas karpet merah, tapi baunya yang tajam menuju dua lubang dan membangkitkan mayat- mayat tidur, sebatang rokok masih menyala, dengung nyamuk berkelana saling berebut darah bercecer. Mengental kering anyir... Bangkit membawa sebilah pisau yang menancap didalam rasa dan membunuhnya. Jika itu mati maka tidak ada jawaban kepada potongan- potongan kain yang tersusun rapi membentuk gaun putri malu. Tidak ingin terjadi tapi sering menginginkan, tidak pernah namun berkeinginan kuat. Manusia tak pandai bicara dan bodoh bersama sisa rautan pensil yang telah menjamur menoleh kepada maut.. Bisu bingung mematung, ternyata masih waras. Sepotong roti simpan dibawah bantal, berkelana menjalar berharap tidak menjamur atau dimakan tikus clurut.. Kopi habis, rokok mati, sudah tidur saja...
"Angin Malam-malam"
Gemah Ripah Loh Jinawi,hidup makmur dan bahagia melimpah ruah, meluber mbleber- mbleber., poligami. Mulutmu luber, matamu stereo, kakimu mono. Kaki semu berjalan tanpa terkendali, monarki diri membenarkan apa di mana saja. Semua terkendali dengan baik, efektif dan efisien, serta merta melakukan apa pun yang teringinkan. Sampai pada titik jenuh dimana semua terus berputar searah jarum jam pasir, dan kembali kepada angka semula satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh sebelas dan dua belas. Hingga berputar terbalik dan tetap saja titik jenuh akan terus kembali merogoh kantong- kantong riang menjadi semu.
Tidak ada botol minuman keras berceceran diatas karpet merah, tapi baunya yang tajam menuju dua lubang dan membangkitkan mayat- mayat tidur, sebatang rokok masih menyala, dengung nyamuk berkelana saling berebut darah bercecer. Mengental kering anyir... Bangkit membawa sebilah pisau yang menancap didalam rasa dan membunuhnya. Jika itu mati maka tidak ada jawaban kepada potongan- potongan kain yang tersusun rapi membentuk gaun putri malu. Tidak ingin terjadi tapi sering menginginkan, tidak pernah namun berkeinginan kuat. Manusia tak pandai bicara dan bodoh bersama sisa rautan pensil yang telah menjamur menoleh kepada maut.. Bisu bingung mematung, ternyata masih waras. Sepotong roti simpan dibawah bantal, berkelana menjalar berharap tidak menjamur atau dimakan tikus clurut.. Kopi habis, rokok mati, sudah tidur saja...
"Angin Malam-malam"
Selasa, 10 November 2009
Ratapan Dosa Ambigu
Kata tumbuh..merapuh ganda tanpa tinggi rendah intonasi goreng, tanpa ekspresi cacat muka, memfasihkan jejari dalam mesin jahit..mengetik..Kerapuhan yang ujung tombak dalam misteriusa berganda dobel- dobel, bibir tak bergerak bermaksudkan tak jelas dan membawa negatif cahaya untuk diproses tercetak dari respon, gerak gerik serta berwujudkan kalakuan yang sebaliknya...
Iya...positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...hahaha...Setengah bulu2mu menempel dikulit mulus, mungkin katamu benar atau memang benar- benar benar. Sekedar meraba tanda lalu lalang hijau, yang mengarahkanku kepada aspal kota- kota sepi. Mungkin suka ini mugkin tidak mungkin memang ini..Ini itu ini itu ini itu lagi...hahaha lagi...dan kubilang iya..tapi mugkin..
Dosaku karena ini itu menguras pikiran, melemahkan dan kehilangan setangkai liang, memang tidak semua, hanya berharap ada salah satunya...mungkin ada munkin tidak mungkin ada.. Anjing dan anjing!! sedikit berbeda..itulah..
Menjadi seperti cenayang karena gambar tak sengaja ataukah kebetulan terealisasi.. Selama ini kurasa belum pernah kupikir atau sekedar terpikir..Film mengarahkanku pada cenayang kurus tolol. Aku tidak peduli dengan apa dan siapa saja sama dikaca mata kuda. Huh..tidak mengerti..
Ada seorang mengamuk di warung, tidak tahu kenapa...tubuhnya besar agak gendut mukanya seram, memakai celana pendek jemper hitam motif hijau tak kuperhatikan. Keyboard digebrak mengeluarkan suara lolongan anjing yang kupikir seluruh ruangan mendengarnya...Dan keluarlah kata "PANTEK!!" dari mulutnya.."Kau itu tai pantek bung...!" batinku..Dia bangkit dan menyalakan AC yang tadi minta kumatikan..tubuhnya panas kepala panas dan k**t*lnya panas mungkin iya mungkin.."Biasa saja bung!!"batin saja karena kepala saya sudah tua bung!!Haha..
Termakan ambiguitas kata, menjadikan remuk2 dosa tertata rapi oleh susunan formasi bata, lempar dan mencerna dengan perut kenyang...Tampar dengan tangan hampa bebas kuman. Untuk lebih jelasnya auramu berubah..Menyenangkan..Tapi mungkin benar mungkin benar- benar betul.. Dan larik- larik kata itu tanda yang dapat disirami ambigu nona.. Langsung bawa file saja tanpa negatif...sekarang sudah jaman digital..Berhati- hati menggunakannya..
"Mungkin saya sudah gila.."
Angin & Es teh
Iya...positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...sekali lagi positif hamil saja...hahaha...Setengah bulu2mu menempel dikulit mulus, mungkin katamu benar atau memang benar- benar benar. Sekedar meraba tanda lalu lalang hijau, yang mengarahkanku kepada aspal kota- kota sepi. Mungkin suka ini mugkin tidak mungkin memang ini..Ini itu ini itu ini itu lagi...hahaha lagi...dan kubilang iya..tapi mugkin..
Dosaku karena ini itu menguras pikiran, melemahkan dan kehilangan setangkai liang, memang tidak semua, hanya berharap ada salah satunya...mungkin ada munkin tidak mungkin ada.. Anjing dan anjing!! sedikit berbeda..itulah..
Menjadi seperti cenayang karena gambar tak sengaja ataukah kebetulan terealisasi.. Selama ini kurasa belum pernah kupikir atau sekedar terpikir..Film mengarahkanku pada cenayang kurus tolol. Aku tidak peduli dengan apa dan siapa saja sama dikaca mata kuda. Huh..tidak mengerti..
Ada seorang mengamuk di warung, tidak tahu kenapa...tubuhnya besar agak gendut mukanya seram, memakai celana pendek jemper hitam motif hijau tak kuperhatikan. Keyboard digebrak mengeluarkan suara lolongan anjing yang kupikir seluruh ruangan mendengarnya...Dan keluarlah kata "PANTEK!!" dari mulutnya.."Kau itu tai pantek bung...!" batinku..Dia bangkit dan menyalakan AC yang tadi minta kumatikan..tubuhnya panas kepala panas dan k**t*lnya panas mungkin iya mungkin.."Biasa saja bung!!"batin saja karena kepala saya sudah tua bung!!Haha..
Termakan ambiguitas kata, menjadikan remuk2 dosa tertata rapi oleh susunan formasi bata, lempar dan mencerna dengan perut kenyang...Tampar dengan tangan hampa bebas kuman. Untuk lebih jelasnya auramu berubah..Menyenangkan..Tapi mungkin benar mungkin benar- benar betul.. Dan larik- larik kata itu tanda yang dapat disirami ambigu nona.. Langsung bawa file saja tanpa negatif...sekarang sudah jaman digital..Berhati- hati menggunakannya..
"Mungkin saya sudah gila.."
Angin & Es teh
Sabtu, 07 November 2009
Ruang- ruang Bawah Tanah.
Sesorot mata...menatap sayu mengepul daya sesaat setelah lelah pergi menjauh. Lama, sejauh beberapa menit teriakan katak dan kodok. Menipis terkikis ruang dan liang2 lain, gempa menghempaskan udara dan hiruk pikuk menyembunyikannya dalam sela- sela busa cuci piring. Empedu PECAH! Tergumun- gumun berubah seperti dulu kupikir rasakan.
Malaikat bingung dan Tuhan tertipu..Air berhembus, tanah mengalir, angin berkobar hingga nasib api haru melongsor. Kobaran terdiam sejenak, membendung tanah- tanah liat, menyelimuti hembusan air diatas api- api diam liar merangsang.
Ranah nanah dalam keanekaragaman warna para buta, lengkingan nada suara- suara para tuli, susunan gema kata dari mulut bisu, otak kotor sigila, tinju tendang buntung seling nafsu para kasim. Meraba sebait huruf timbul, mendengarkan gesekan yang timbul seraya membawanya dikepala melalui tangan yang kugarukkan disela rumput hitam. Meringis...
Hahaha...Ekspresi itu menua beruban, kerut2 disekitar mulut, tongkat ular ditangan kanan, merunduk bungkuk, melambat tepat, segaris senyum yang tepat mengarah kearah nanah- nanah keberagaman. Nada minor dalam warna-warni ironi...Masih minor..Jangan melulu meluluh... Sudah sore..
Nafsu hati ingin menepi, maksud raga ingin mengayuh...Menyatu melayu...hingga lorong2 berujung punah, sampai rambut dan kuku berhenti tumbuh, atau setidaknya hidung dan kuping tidak lagi bersemi.
Untukmu...
"Benu Dharmo"
Malaikat bingung dan Tuhan tertipu..Air berhembus, tanah mengalir, angin berkobar hingga nasib api haru melongsor. Kobaran terdiam sejenak, membendung tanah- tanah liat, menyelimuti hembusan air diatas api- api diam liar merangsang.
Ranah nanah dalam keanekaragaman warna para buta, lengkingan nada suara- suara para tuli, susunan gema kata dari mulut bisu, otak kotor sigila, tinju tendang buntung seling nafsu para kasim. Meraba sebait huruf timbul, mendengarkan gesekan yang timbul seraya membawanya dikepala melalui tangan yang kugarukkan disela rumput hitam. Meringis...
Hahaha...Ekspresi itu menua beruban, kerut2 disekitar mulut, tongkat ular ditangan kanan, merunduk bungkuk, melambat tepat, segaris senyum yang tepat mengarah kearah nanah- nanah keberagaman. Nada minor dalam warna-warni ironi...Masih minor..Jangan melulu meluluh... Sudah sore..
Nafsu hati ingin menepi, maksud raga ingin mengayuh...Menyatu melayu...hingga lorong2 berujung punah, sampai rambut dan kuku berhenti tumbuh, atau setidaknya hidung dan kuping tidak lagi bersemi.
Untukmu...
"Benu Dharmo"
Langganan:
Postingan (Atom)